Sudah pernah dengar istilah hard selling dan soft selling? Kalau belum atau kamu ingin mengenal lebih lanjut kedua istilah ini, maka kamu berada di artikel yang tepat, Bilmo People!
Jadi, apa itu hard selling dan soft selling?
Hard selling dan soft selling merupakan dua teknik yang biasa digunakan untuk promosi dan penjualan suatu produk atau jasa. Biar tahu mana teknik yang tepat untuk bisnismu, maka mempelajari lebih dalam kedua teknik ini adalah hal wajib, guys.
Hard selling
Mengutip dari Investopedia, hard selling merupakan metode pendekatan sales yang bersifat langsung dan gamblang. Pendekatan ini dilakukan agar konsumen langsung melakukan transaksi pada saat itu.
Bagaimana caranya?
Hard selling biasanya dilakukan langsung melalui sales call, atau bisa juga di berbagai platform, baik online maupun offline. Bukan soal platform-nya, melainkan soal cara menawarkan produk dan jasa yang dijual. Dalam hard selling, seorang sales akan secara gamblang mempromosikan dan mengajak calon konsumen untuk membeli.
Soft selling
Setelah sekilas membaca penjelasan hard selling, sekarang mari kita berpindah: apa itu soft selling?
Senada dengan yang dikutip oleh Hubspot, soft selling lebih menekankan pendekatan emosi kepada calon konsumen. Saat menggunakan teknik ini, seorang sales tidak langsung mendorong konsumen untuk melakukan transaksi.
Sesuai namanya, teknik soft selling memang menggunakan bahasa yang cenderung lebih halus. Bahkan, saking halusnya, bisa jadi calon konsumen tidak sadar sedang berhadapan dengan campaign promosi. Salah satu contoh penggunaan teknik ini adalah content marketing di social media yang disusun untuk branding jangka panjang.
Nah, kalau melihat penjelasan dari kedua istilah ini, kira-kira mana teknik paling bisa kamu andalkan untuk bisnismu, Bilmo People?